Prepare your dreams with the Islamic Method to Indonesia Great



Mimpi adalah suatu hal yang dimiliki oleh setiap manusia yang ada dimukabumi. Siapapun memiliki mimpi, bahkan orang termalas didunia sekalipun pasti memiliki mimpi. Namun, apa yang membedakannya ialah apa yang mereka lakukan terhadap mimpi-mimpi yang mereka miliki. Sebagian orang berusaha mengejar mimpi yang mereka miliki, sebagian hanya menunggu dan berpangku tangan berharap mimpi-mimpi mereka dapat terwujud dengan sendirinya.
Dalam islam kita mengenal beberapa  istilah, yakni ikhtiar yang memiliki arti berusaha semaksimal mungkin, doa yang secara umum memiliki arti memohon akan sesuatu terhadap Allah, dan yang terakhir tawakal yang berarti berserah diri kepada Allah. Tanpa menerapkan ketiga metode tersebut maka mimpi hanya sekedar angan dan angan hanyalah suatu lukisan indah yang sifatnya semu. Berbicara mengenai metode, islam merupakan agama yang solutif dimana didalamnya telah terkandung metode atau cara untuk mengejar mimpi. Yang menjadi masalah dasar ialah, mau atau tidak?
Sebab, kemauan merupakan tonggak bagi berdirinya sebuah mimpi. Semakin kuat kemauan kita maka akan semakin kokoh mimpi yang akan kita capai. Mimpi yang kita capai akan terasa begitu nyata bilamana kemauan telah mengakar di jiwa dan raga. Seberapapun besarnya penghalang bagi keberhasilan sebuah mimpi bilamana ada kemauan disitu ada jalan. Sudah berapa banyak anak bangsa dengan disabilitas yang mereka miliki mampu meraih prestasi yang membanggakan?
Berkaca pada zaman kemerdekaan, Indonesia merupakan salah satu Negara yang tidak pernah dipandang sebelah mata oleh Negara lain. Begitu banyak para pejuang bangsa yang dengan lantangnya menyuarakan kebenaran, yang dengan beraninya berkontribusi demi terciptanya suatu kemerdakaan. Generasi abad ke-20 lahir dari para pejuang yang berani mengorbankan pikiran, tenaga bahkan nyawa sekalipun demi terciptanya kemerdekaan yang hakiki bagi generasi kita. Betapa mirisnya bilamana kita sebagai anak bangsa yang lahir dari jutaan pejuang ulung hanya berleha-leha seolah-olah tidak terjadi apa-apa, seolah kemerdekaan hanyalah sebuah wujud tulisan proklamasi yang tidak perlu direalisasikan dengan tindakan nyata akan balas budi terhadap mereka yang telah gugur dimedan perang.
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya manusia, maka sudah selayaknya bagi kita untuk menjadi manpower yang dapat mempersiapkan segala hal yang diperlukan demi menggapai mimpi menuju Indonesia hebat. Untuk memiliki manpower yang hebat maka kita harus memulainya dengan kemauan serta keyakinan yang kuat. Sesuai dengan pepatah arab yang berbunyi “man jadda wa jadda” yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh akan sesuatu pasti akan mendapatkannya.
Kembali kepada konteks tiga kunci kesuksesan bagi saya, yakni Ikhtiar, Doa dan Tawakal. Ketiga hal tersebut memiliki hubungan satu sama lain. Dalam berikhtiar hendaknya dibarengi dengan berdoa kepada Allah, seperti disebutkan di ayat berikut:
”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah [2] : 186).
Apabila kita telah berikhtiar maksimal dengan diiringi doa, maka kewajiban kita berikutnya adalah Tawakal.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.S. Ar-Ra’du 13: 11)
Ayat diatas menunjukan bahwa Allah lah yang memutuskan hasil dari doa dan ikhtiar kita. Sehingga kita wajib untuk bertawakal kepada Alloh.
Tawakal sendiri bukan berarti pasrah, tawakal merupakan kunci dari ikhtiar kita.
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar (bagi semua urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq:2-3).
Rasulullah ShallAllahu’alaihi Wasallam bersabda: “Seandainya kalian bertawakal pada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, maka sungguh Dia akan melimpahkan rezki kepada kalian, sebagaimana Dia melimpahkan rezki kepada burung yang pergi (mencari makan) di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang”
Ayat dan Hadits diatas memperlihatkan bahwa hasil dari ikhtiar kita sangat tergantung kepada ketakwaan dan ketawakalan kita dalam berikhtiar.
Ibnu Rajab rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan hadits no. 49 mengatakan, “Tawakal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘azza wa jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata‘.”
Beliau juga menyebutkan tawakal tidaklah berarti seseorang harus meninggalkan sebab atau sunnatullah yang telah ditetapkan dan ditakdirkan. Karena Allah memerintahkan kita untuk melakukan ikhtiar sekaligus juga memerintahkan kita untuk bertawakal. Oleh karena itu, ikhtiar dengan anggota badan untuk meraih sebab termasuk ketaatan kepada Allah, sedangkan tawakal dengan hati merupakan keimanan kepada-Nya. Apapun hasil dari ikhtiar kita yang diiringi dengan doa dan tawakal hendaklah disyukuri karena
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. 2:216)
Dari serangkaian ayat Al-Quran dan hadist diatas, saya percaya bahwa dengan ikhitiar, doa dan tawakal maka mimpi yang kita miliki akan terwujud. Saya wanita yang memiliki tekad yang bulat dalam mencapai kesuksesan. Saya memiliki banyak cita-cita dalam bidang karir saya bercita-cita sebagai seorang dosen, sebab saya seorang memiliki ketertarikan dalam mengajar dan ketika saya berhasil membuat orang lain memahami/menangkap terhadap apa yang saya ajarkan, terdapat kepuasan tersendiri dalam diri saya, selain itu saya juga berfikir bahwa pendidikan memiliki peran tersendiri bagi saya seorang wanita yang kelak akan menjadi seorang ibu.
Selain sebagai bekal untuk menjadi seorang ibu yang baik saya juga ingin menjadi wanita yang bermanfaat bagi orang banyak, sebab bagi saya kemanfaatan yang kita berikan terhadap orang lain akan terbalaskan dengan kebaikan. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. Ar Rahman : 60)
Dunia ini diisi dengan begitu banyak mimpi yang ingin kita capai dan setiap dari kita memiliki cara atau metode tersendiri mengenai bagaimana cara mencapainya. Al-Qur’an dan Hadist merupakan media bagi umat islam untuk menuntun ke jalan yang terbaik, salah satunya dalam mengejar mimpi. Dalam hidup kita selalu dihadapkan pada dua pilihan, yakni baik atau buruk, dengan menjadikan Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman hidup maka dengan kehendak dan ridho Allah mimpi dan segala cita-cita akan terwujud.
Penulis


Lailatul Munawaroh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliah, Lomba, Organisasi. Why not?

The Beauty of Islam Perspective That We Need to Learn

Judgement and Decision Making Podcast #dirumahaja